Kim Hyun Joong

Kim Hyun Joong

Selasa, 24 Mei 2011

Maafkan Aku

beribu maaf aku lontarkan untukmu 
berjuta sesal aku rasakan dalam hati ini
mengaharap sebuah maaf darimu 
maaf yang tak sempat aku ucapkan
saat aku melakukan sebuah kesalahan ini

maafkan aku sayang
terdampar aku dalam kegelisahan ini
terpikir sebuah kesalahan yang patal
apa yang harus aku lakukan
agar maaf ini kian berbunga dan membawa harum
dan kita bisa tersenyum bersama
dalam setangkai persahabatan bahkan lebih

maafkan aku sayang
tak ada niat aku berbuat seperti itu
hanya sebuah kesempatan yang mendorongku
apa yang harus aku lakukan sayang
agar kau bisa berbesar hati dengan ketulusanku
aku janji takan pernah mengulangi lagi
karena aku bahagia jika kau ada didekatku

Kamis, 19 Mei 2011

Maaf Untuk Mama



Mama…
kini ku tlah tumbuh dewasa..
kini ku mengerti arti sebuah kasih sayang,
kini ku mengerti arti sebuah ketulusan..

Ma..
kau adalah wanita yang paling Tangguh!!!
kau selalu siap menjalani hari-harimu dengan kesulitan.
meski berat.. sekali rasanya,
tapi kau selalu tersenyum dengan semangatmu
menggendongku kemanapun, selama 9 bulan..

maafkan aku ma..,,
aku selalu menyusahkanmu.
karna ku kau sakit,,
karna anakmu air susumu terkuras habis.
tapi kau tetap Tegar!!
kau selalu menyalimuti kesedihanmu dengan senyummu..
love u Mom… ^_^”

Senin, 16 Mei 2011

DAMBAAN HATI

Duhai dambaan hatiku.
Bahagiakah keadaan dirimu.
Ku harap hari-hari penuh senyummu.
Karna dirimu ada dihatiku.

Tahukah kamu akan diriku.
Hanya dirimu yang buatku rindu.
Tiap malam kulantunkan doa untukmu.
Ku ingin dirimu jadi milikku.

Adakah hatimu dapat merasa.
Rasa cinta yang semakin membara.
Karena hanya dirimu yang kucinta.
Ku harap hatimu tiada mendua.

Cobalah mengerti akan diriku.
Janganlah kau tutup hatimu.
Terimalah cinta suciku.
Yakinlah cintaku hanya untukmu.

Duhai dambaan hati.
kan aku jaga rasa cinta ini.
Sampai hatimu terbuka untukku.
Sampai waktu yang membunuhku.

Selasa, 03 Mei 2011

"Aku Hanya Mampu Mencintaimu"


 Aku bahagia tinggal di hatimu. 
Mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku. 
Sebuah mataair untukmu, di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya, 
dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan. 
Setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika. 
Seperti sebuah gelombang di mana kita berayun menghabiskan masa.

Jantungku berdebar indah untukmu. 
Dawai-dawai yang tak pernah kehabisan getar, berirama  melantunkan rindu. 
Menggema nada-nada cinta merangkai simfoni kehidupan kita. 
Pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun, 
pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu yang bersenandung. 
Senantiasa kita dengar musik anggun yang menggetarkan jiwa.

Hanya kamu yang ada di hatiku, di dekapku. 
Sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta. 
Kehangatan adalah menggenangi pipi dengan airmata. 
Mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir senja. 
Tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan panasmu. 
Engkau adalah gunung yang indah, akulah magma yang membara.

Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu. 
Aku bahagia memandang keindahan alam dari jendela hatimu. 
Serumpun sajak cinta. Sehamparan dunia dan masadepan yang menjulang hingga nirwana. 
Bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu masa lalu. 
Bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu.  
Dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu.

Senin, 02 Mei 2011

Dia menerima apa adanya diriku

Sungguh , ku tak dapat mengucapkan apa”
kata hatipun sulit untuk menyusun kalimatnya yg indah
hanya kekaguman, kebahagiaan,
kenyamanan yang justru ku nikmati sekarang
walaupun perbedaan kondisi saat itu sedikit menampakkan yang sebenarnya

tapi hanya dia
yang mengajak ku untuk hidup dan menjaga hatinya
mengobati luka perihnya
menghiasi wajahnya dengan senyuman
 mencurahkan segala isi hatinya
ku rindukan saat” nanti
masa depan yang ckup mapan
saling berbagi diantara keduanya
saling percaya
saling menjaga
saling menghormati
dan saling menghargai

Baek Seung Jo's Diary - Epiloque part 3 (Playfull Kiss)

 "Dokter... Terjadi kecelakaan yang mengerikan. Orang bisu... Tidak! Maksudku Putra Si Wal itu mengalami kecelakaan . Dia berguling dengan alat pertanian dan dia bersimbah penuh darah."

Pasien itu kondisinya lebih buruk dari yang aku pilirkan. Di jalan yang tidak ada cahaya dan kecelakaan yang mengerikan ini terjadi setelah dia meminum alkohon dan kemudian menyetir kendaraan, terguling di sawah dan pasti bagian handle itu menghantam bagian perutnya dengan sangat keras sehingga merobek perutnya dan darah pun keluar dengan sangat banyak. Keadaan seperti ini walaupun di pindahkan ke rumah sakit besar, tanpa keraguan lagi pasien ini pasti akan meninggal.
Aku lebih baik menjahit pembuluh darahnya.
Wajah Ha Ni sangat pucat, seperti dia baru pertama kali melihat darah.

"Eh... Oh..."


Di depan anaknya yang sudah kehilangan kesadarannya, Ibu yang bisu itu pun berteriak histeris seperti memohon kehidupan anaknya kembali.

"Dokter!! Kumohon selamatkan putraku. Dia mengatakan akan tinggal dengan Ibunya di Pulau ini... Benar-benar menyedihkan."


Tangisan yang sedih itu tidak keluar dari mulutnya. Ibu itu hanya menangis di depan anaknya saat anaknya dalam keadaan kritis dan tangisan itu menghantam hatiku.
Setelah memutuskan operasi, semuanya pun menjadi sangat mendesak.
Sebelum terkejut dengan keadaan pasien yang bersimpah darah, pendarahan ini harus lebih dulu di hentikan.
Pertama adalah dengan doa, kemudian mencari pembuluh darah yang akan dipilih dan memberhentikan pendarahan ini.
Tetapi pembuluh darah itu tidak bisa aku temukan dan pendarahan pun tidak bisa dihentikan.
Daerah yang terluka itu sudah di penuhi dengan darah yang membuat sangat sulit di temukan pembuluh darahnya.

Kecemasan ini aku rasakan seperti di lilit oleh ular hitam.
"Larutan garam!!"
Aku tidak mendengar jawabannya.
"Larutan garam!! Ha Ni? Oh Ha Ni tolong bantu aku!!"

Saat aku memanggil Ha Ni, dia terlihat gemetar di sudut ruangan. Dia membawakan larutan garam itu dengan terburu-buru dan pada akhirnya lautan itu tumpah ke lantai.
Aku berfikir bahwa hal yang pertama harus kulakukan adalah memberikan kepercayaan diri pada Ha Ni.

"Lakukan apa yang aku pinta dengan tenang dan tertib. Maka tidak akan ada masalah. Percayalah padaku. Pertama ambil larutan garam dan cucilah bagian yang terluka itu. Karena itu kita perlu mengetahui bagian mana yang mengeluarkan begitu banyak darah ini."

Mendengar suaraku, Ha Ni pun mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan melakukan semuanya dengan baik.
Pengalaman di ruang operasi rumah sakit umum pun datang ke pikiranku.
Dengan tenang dan tertib pun aku mulai menjahit pembuluh darah itu.
Dan akhirnya operasi ini berakhir.
Setelah mengirimkan pasien ke helicopter penyelamat dalam kondisi yang mulai stabil, kekutanku pun perlahan hilang.
Bahkan aku tidak menyadari bahwa aku sudah terduduk jatuh di lorong rumah sakit.

Hal ini benar-benar membutuhkan kepercayaan diri... Tapi kepercayaan itu.... aku ketakutan.
Dengan takut aku duduk dan tanganku gemetar. Menjahit pembuluh darah adalah perawatan yang memerlukan kerja keras.
Ketegangan itu pun berubah menjadi kekuatan pada bahuku sehingga aku mulai percaya diri.

Selain itu... Satu keputusan menyelamatkan kehidupan seseorang ada di tanganku dan itu adalah merupakan beban berat yang menekan hatiku ini. Tapi jika kau melihat kejadian itu, menyelamatkan pasien tanpa agitasi itu pun tidak akan mungkin tersembunyi.

Setelah menyelamatkan kehidupan seseorang dengan tanganku ini, jujur saja aku merasa sangat senang sekali. Perasaan ini sulit di rangkai dalam kata-kata yang tidak bisa aku gambarkan. Untuk saat ini aku benar-benar merasa bahwa aku telah belajar banyak bertahun-tahun.

"Bukankah itu sulit? Tapi bagaimanapun juga kau melakukan yang terbaik."
Ha Ni bersandar ke bahuku. Hatiku pun merasa hangat.

"Ha Ni, ini semua karenamu. Karenamu lah aku menemukan ini, mimpiku... semua karena kau yang membuatnya. Orang yang membuatku nyaman itu adalah orang yang aku sukai."

Bahkan orang jenius pun takut dengan masa depannya. Aku menemukan jalanku ini karena kau yang menunjukannya. Untuk pengalaman yang kau berikan ini, bahkan kau tidak tahu bahwa kau bisa melakukan ini semua. Semua penderitaan dan air mata ini... Karena kau lah aku menjadi dokter.

Seseorang yang tidak pernah menyembunyikan cintanya.
Seseorang yang seperti itu adalah istriku...
Seseorang yang hangat itu tidak akan mungkin aku temui di dunia ini...
Ini benar-benar luar biasa.

Minggu, 01 Mei 2011

Baek Seung Jo's Diary - Epiloque part 2 (Playfull Kiss)





Ketika cahaya merah matahari yang terbenam di langit yang hitam
Seekor burung terbang di antara langit dan lautan.
Ketika mendengar suara sepedahku yang menggores angin di musim gugur lautan yang membuat pendengaranku terasa tenang...

"Dokter Baek kau pulang? Kau pulang terlambat."

Seorang Nenek yang sedang mengumpulkan jaring ikan itu
mendekat untuk menyapaku.

Seung Jo : "Ya aku pulang terlambat karena baru kembali dari rumah Tuan Lee, Mandor Desa ini."
Nenek : "Oh! Orang itu dapat terus bertahan karenamu Dokter Baek."
Seung Jo : "Tidak juga. Nenek, Bagaimana pinggangmu yang sakit itu?
Nenek : "Setelah mendapat obat yang kau berikan Dokter Baek, Aku sembuh dengan sangat mengejutkan."
Seung Jo : "Itu melegakan. Jika kau kehabisan obat maka datanglah padaku dan aku akan berikan kembali."
Nenek : "Baiklah, Tapi muskipun aku tidak datang padamu, Perawat Ha Ni akan memeriksanya dan mengaturnya untukku. Dimana kau menemukan istri yang cantik seperti itu. Dia adalah keberuntunganmu Dokter Baek."
Seung Jo : "Ya. Dia adalah keberuntunganku. Tolong jaga kesehatanmu."

Kapal hanya datang dua kali sehari dimana
Nenek dan Kakek tidak tinggal disini.
Di pulau ini Ha Ni lebih populer,
Seorang pengantin muda yang mengikuti suaminya.
Para Nenek dan Kakek sangat mencintainya karena dia datang kemari mengikutiku yang di tugaskan di pulau terpencil dan kesulitan.

Memikirkan apa yang terjadi sebelumnya itu membuatku merasa tertawa.
Alih-alih menjadi Dokter Militer kini aku menjadi Dokter Umum Kesehatan untuk 3 tahun dan di tepatkan di daerah terpencil untuk memberikan layanan yang baik.

Aku harus menerapkannya untuk suatu posisi di sebuah pulau, Tapi jika aku harus melakukan ini, aku menginginkan bekerja di sebuah tempat yang benar-benar membutuhkan layanan.
Aku ingin menemukan tempat dimana pekerjaanku ini dapat membayar sesuatu hal yang luar biasa, dimana banyak orang tidak ingin pergi kesini karena tempat yang kecil yang sulit di temukan.

Aku tetap tidak dapat melupakan tatapan keluargaku saat aku mengatakan dimana aku akan bekerja, pindah ke sebuah pulau yang jaraknya 5 jam dari Seoul dan harus menggunakan perahu selama 1 jam.
Pada saat itu Ha Ni lulus dari sekolah keperawatan dan mendapat kerja di rumah sakit, karena dia sudah menyelesaikan 1 tahun masa latihannya. Tapi dia berkata dia tidak pernah memikirkan ini.
Dia menangis dan tidak makan untuk beberapa hari.
Berkata bagaimana dia bisa tinggal begitu jauh dari seseorang yang di cintainya dan bagaimana dia tidak ingin melakukan ini....
Ini mungkin karena Aku mencintaimu lebih dari cintamu.
Aku lebih merasa menderita saat melihat Ha Ni yang menangis. Aku akan merasa lebih sedih karena akan jauh darimu...


Saat matahari terbit, kau membuka matamu dan
memberikan kecupan singkat di keningku.
Saat malam kau melihatku dengan nyaman dan tertidur saat aku bernafas.
Lenganmu itu menyelimutiku...
Kehangatanmu dan tubuhmu yang gemuk itu...
Sekarang aku tanpamu merasa kosong dan tidak bisa tertidur...
Aku seperti orang bodoh!

Dan kau berfikir bahwa aku tidak lebih mencintaimu sayang...
Setelah kau menangis, tidak makan beberapa hari dan membuat kehebohan ini kau berkata... Setelah menjadi pandai dengan pelatihan perawat dan setelah menjadi Istri seorang dokter, kau akan mengikutiku. Kau mengatakan hal itu dengan mata terpejam dan menangis. Ya kau memberikan aku sebuah izin.

Saat hari aku akan pergi sendiri, Kau mencoba dengan keras agar tidak menangis dengan menggiggit bibirmu itu di depan Pelabuhan Incheon.
Saat melihat Ha Ni, haiku ikut terguncang dan aku bahkan tidak bisa megatakan "Hiduplah dengan baik dan jaga dirimu." Yang aku bisa lakukan hanya berbalik dan pergi...

Bagaimanapun setelah 3 bulan berlalu, kau tidak bisa hidup tanpa melihatku dan akhirnya kau datang kemari.
Saat aku mendengar suara kaki Ha Ni...
Saat dia mengatakan 'Seung Jo' dengan suaranya yang cengeng itu...
Saat dia berlari kepelukanku...
Kejadian itu membuatku gila. Ini adalah hal yang ku rindukan... Menunggu tanpa tau harus mengatakan apapun dan hanya bisa menerima.

Saat aku kembali dari tugasku,
seorang anak kecil berusia 5 tahun dengan mata yang lebar itu berlari kearahku.
Ya.
Dia putriku.

Ha Ni : "Baek Seung Ha! Apakah kamu tidak akan kemari? Kau tidak perlu berlindung di belakang Ayahmu!"
Seung Ha : "Ibu... Maafkan aku."
Seung Jo : "Seung Ha-ku, Apa yang kau lakukan lagi sehingga Ibu marah seperti itu?"
Seung Ha : "Ayah, aku takut pada Ibu."
Ha Ni : "Jangan berfikir untuk melindungi Seung Ha hari ini. Dia kembali merusak mainannya. Gadis seperti apa yang selalu penasaran akan banyak hal?"
Seung Ha : "Aku sangat penasaran apa yang harus kulakukan agar suara dan gambarnya keluar.

Whoo. Kau, hanya karena kejadian lainnya yang di sebabkan
rasa penasaran lagi!
Selalu saja dua orang ini seperti ini, dan hari pun terjadi kembali.

Seung Jo : "Baiklah? Apakah kau benar-benar penasaran dengan ini? Tapi jika kau mengambil ini maka kau harus mengembalikannya seperi semuka. Sekarang, sebelum ibu kembali marah, haruskah kita mengembalikannya seperti semula? Bagian mana yang kau hilangkan sekrupnya?"

Mata yang penuh rasa penasaran itu menarik tanganku dan mengikutiku.
"
Ha Ni : Berapa kali kau melakukannya? Jam, radio dan akhirnya permainan yang Paman Eun Jo kirimkan untukmu. Sekarang tidak ada jalan lain, kau harus di hukum!!"
Seung Jo : "Seung Ha ayo kabur!"
Seung Ha : "Ayah, aku ikut! Ha Ha Ha Ha"


Seorang anak dan Ibu yang menggerutu,
Tawa anak itu membuat sekeliling rumah menjadi sangat hangat.
Ngomong-ngomong, hatiku terasa dipenuhi bunga....

Seung Ha : "Ayah, mainkan gitar. Aku akan menyanyi lagu '3 beruang'"
Seung Jo : "Haruskah aku memainkannya?"

Dia tau apa yang harus dia lakukan saat Ibunya marah.

Seung Ha : "3 beruang hidup di satu rumah. Ayah beruang, Ibu beruang, dan Bayi beruang. Ayah Beruang kurus, Ibu Beraung gemuk..."
Ha Ni : "Baek Seung H! Kau lagi!! Ibu beruang tidak gemuk tapi Ayah beruanglah yang gemuk!"
Seung Ha : "Tidak. Di rumah kita Ibu beruanglah salah stau yang gemuk, benar?"
Seung Jo : : "Kau membuat lelucon dengan mengatakan Ibumu gemuk?"
Seung Ha :"Ayah menyukai Ibu yang gemuk bukan? Bukankah itu bagus jika Ibuku yang tercinta ini mengambil alih dunia?"
Ha Ni : "Seperti yang diharapkan, suamiku yang terbaik!!"

Ha Ni mengangkat jempolnya dan dia tertawa bersinar.
Jalanku untuk mencintanya adalah dengan menjadi suami yang baik.
Ya perlahan-lahan...

Setelah menidurkan Seung Ha di malam hari.
Kami pun berbincang-binang mengenai hal-hal kecil.
Ha Ni : "Bagaimana kabar Kakek Lee?"
Seung Jo : "Ya, dia sudah lebih membaik."
Ha Ni : "Aku sangat terkejut pada hari itu..."
Dia dalam kondisi yang sangat serius karena tekanan darahnya sulit di periksa di mesin dan saat dia mendapat panggilan periksa tiba-tiba saja dia pingsan. Untung saja cepat dia mendapat perawatan CPR sehingga dia dapat melewati masa krirsnya tapi dia perlu pergi ke rumah sakit yang lebih besar dan mendapatkan perawatan.
Seung Jo :"Walaupun dia membutuhkan rumah sakit yang besar dan sebuah perawatan, tapi karena dia mempercayaimu Doker Baek maka dia tidak ingin pergi. Jika ini terus berkelanjutan, bagaimana jika ini menjadi lebih serius?"
Ha Ni : "Semua Nenek dan Kakek seperti itu. Mereka berfikir jika mereka rindu dengan pekerjaannya sebagai petani maka mereka akan mendapat sebuah masalah besar. Apakah kau pikir anak mereka tau bagaimana mereka hidup dengan bekerja keras?"
Seung Jo : "Aku tau... Oh Yeah, Nenek dari Mokpo itu memberikanmu pujian hari ini sayang. Dimana kau selalu menjaga obat-obatnya."
Ha Ni : "Tentu saja, siapa dulu aku....? Ini bukanlah masalah besar bagi Istri Dokter Baek Seung Jo yang jenius itu."

Ha Ni benar-benar merawat Nenek dan Kakek yang membutuhkan perawatan.
Memijat kaki Kakek yang kelelahan setelah mengurus lahan pertaniannya.
Memeriksa dan mengirimkan obat bagi mereka yang tidak bisa datang ke klinik kesehatan.
Bahkan dia membantu memandikan Nenek untuk mandi.
Ha Ni mempelajari prinsipku, 'Jangan melihat penyakitnya, tetapi melihat orangnya, seseorang yang membantu seseorang.' dia melakukan prinsip itu lebih baik dari yang kulakukan.
Ini lah istriku.
Cantik.

Perlahan-lahan perasaanku kepadamu semakin besar.
Di dalam pelukanku, wangimu itu membuat bibirku bergetar.
Dan aku berharap Aroma itu membuat tubuhku tergetar.
Semakin aku melihatmu, aku merasa cinta kita seperti lautan.

"Ring Ring."
Telfon penting itu datang di saat waktu pribadi untuk seorang pasangan